Amerika Serikat (AS) mendesak Mesir segera menarik diri dari jurang
kehancuran. Apalagi setelah pasukan keamanan Mesir menembak lebih dari
70 orang pendukung Mursi.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), John Kerry yang
berbicara dengan Wakil Presiden Mohamed El Baradei dan Menteri Luar
Negeri Nabil Fahmy, mengatakan sangat prihatin dengan kasus penembakan
pendukung Mursi.
''Ini adalah momen penting bagi (rakyat) Mesir,'' kata Kerry Ahad (28/7).
Ia mengatakan revolusi yang dimulai dua tahun lalu belum juga
berakhir dan terus mempengaruhi apa yang terjadi saat ini. Menurut
Kerry, pemerintah Mesir memiliki kewajiban moral dan hukum untuk
menghormati demonstrasi damai dan kebebasan berekspresi.
Karena keduanya merupakan komponen penting menuju demokrasi inklusif
untuk publik. AS, ujar Kerry, meminta kepada seluruh pemimpin Mesir dari
berbagai kelompok politik segera bertindak untuk menolong negara
mereka.
Kerry mengatakan kini Mesir sedang berjalan mundur mendekati jurang
kehancuran. Untuk itu, pemerintah selayaknya menggelar dialog politik
dengan seluruh elemen masyarakat Mesir.
Guna menciptakan dialog itu, AS menegaskan agar pemerintah Mesir
segera mengakhiri penahanan politik dan membebaskan pemimpin politik
yang konsisten dengan hukum.
Bentrokan antara pasukan keamanan dan pendukung Presiden terpilih
secara demokratis di Kairo Timur menyebabkan 72 orang tewas. Kepala Unit
Trauma dan Pelayanan Darurat Kementerian Kesehatan, Khalid al Khatib
mengatakan berdasar data terakhir total jumlah korban mencapai 72 orang.
Senin, Agustus 26, 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar